Sincerity in Doing Kindness

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 
In the name of Allah, the Most Beneficent and the Most Merciful
-------------------

From the moment I posted about how we all should sacrifice a few of our favourites for our parents, I feel like I've been tested. A test from Allah : where one says something to remind other and then, poof! Allah will test him the exact same thing he said - so as to serve a reminder to himself: do as you preach, walk the talk!

It's just a simple test, really - of how I said we should sacrifice something, for example, our feelings, for our parents, then boom! the next day I was tested in terms of taking care of my own feelings or my parents. Turned out I failed the test; I made my mother mad (or sad? frust? unhappy?) at me, and then my father, too. 

Sometimes I think : if I have done enough for my parents, if what I do now is the kind of life I'll be living for the rest of my life - and if yes, would I be dissatisfied with just this? What can I do more, what should I do more, how can I do more - but how could I do more when there are times like this, I feel like I'm failing?

And then, I felt like I failed my colleagues, too.

I have to be honest, I'm not in a good mood even after I unleashed my anger towards others. I mean, we're supposed to at least be a bit happy if we have let go of our anger, aren't we? But no, it made me sadder. And being in PMS didn't help much to justify my anger/frustration towards others, too.

I was sadder yesterday when I think I've done my best (I gave out some souvenirs to my colleagues as Ramadhan's gifts), but some of them didn't show their appreciation. I was so sad that I almost think that I don't want to deal with her anymore, in the future.




It dawned on me that sincerity is the answer. Just like Aida said, sometimes we need to be reminded that it all comes down to being sincere. Yes, I am sincere when I do those things - I like doing whatever I was doing, and I want to continue doing that. I tend to care more, I tend to do things unimaginable by others (for example, I got people questioning, why are you so kind to do this and that? trust me, I'm not kind (really, I'm not. I'm selfish), I just do things so I could see smiles on others, I do things so I could unburden others because I hate seeing people struggling (or maybe I do things because it's troublesome to see others in trouble, so I troubled myself to un-trouble others so I'll be free from feeling troubled. huh!).

It reminded me that I also wrote about sincerity in my previous post; the answer to how I'm able to help my parents/family. Masya'Allah... We know the answer, but sometimes when we're struggling with our Imaan, we tend to forget that.

So, yes... when we do things, let's put our hearts into them. Put our sincerity in doing things, and as I always say : Lillahi Ta'ala, kerana Allah, because of Allah  - and then Allah will take care of other things. Our job is to do what we should do, don't look for rewards by humans, don't expect people to change because of what you do (because it is Allah who would change and soften their hearts, not you.) It's not your job to make them like you (ya Allah, I wrote this and feel like crying), it's up to them to think of you however they want - but your duty, is to do your job with sincerity and to do because it's who you are.


Be kind because you know how it feels to be underrated, to be struggling, to feel alone.
Then, be sincere, remind yourself about sincerity - and that's how you should stay consistent in giving out kindness.

Be sincere because you like to do them, not because of others expectation towards you.


Let's make our duaa to Allah Azza Wa Jalla, to The One Who Holds Our Hearts - make us sincere in doing our jobs, and soften our hearts in doing them - soften the hearts of people we dealing with when doing our jobs. Ameeen....

Wujud ke Pengorbanan Anak-anak? Perlu ke?

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
-------------------


I have this thought for quite some time. Bila dah dewasa ni, dah faham erti tanggungjawab, anak-anak kena la berkorban sikit utk mak bapak – sama macam mak bapak dulu pernah berkorban untuk anak-anak masa kecik. Berkorban dari segi let go benda yang kita suka demi nak menyenangkan parents, buat perkara-perkara yang biasanya kita rasa susah tapi kita buat jugak untuk parents, dan paling penting (dan obvious) ialah dari segi masa dan duit; korbankan masa senggang, masa bekerja untuk bantu mak bapak.

Benda ni buat aku terfikir, and I remember I came across this one girl asking, kenapa kita kena balas jasa mak bapak kita? Kita tak mintak pun dilahirkan di dunia, tak mintak pun dapat parents, tapi kenapa kita kena balas jasa as if kita berhutang dengan parents kita? Seriously, I have no idea to answer that.

Kalau difikirkan dari eyes of the parents, ya mungkin jugak kan? Anak-anak tak mintak dilahirkan, parents yang mintak pada Allah untuk ada anak-anak. Maka Allah makbulkan permintaan parents. Sebagai tanda bersyukur pada kurniaan Allah, parents jaga anak-anak, bagi pakai minum supaya anak-anak sihat, hantar ke sekolah dan university supaya anak-anak pandai dan senang kerja besok. 

Logiknya, sesiapa pun bila dah berbudi, dia akan mengharapkan balasan. Tipulah.. bila awak bagi sesuatu pada seseorang, awak sikit pun tak harapkan balasan. Sekurang-kurangnya mesti awak mahukan dia ucapkan terima kasih, kan? Kalau dia tak berterima kasih, agak-agak apa yang awak akan katakan? Kurang ajar, tak ada adab.. 

Jadi begitulah bila jadi parents, indirectly mereka akan harapkan jugak anak-anak yang dah dididik dan dibesarkan dengan baik, akan balas jasa mereka contohnya jaga mereka masa mereka dah tua dan tak mampu nak buat apa-apa. Kita sebagai anak-anak yang telah dididik dengan baik oleh mak bapak kita, tentulah sedikit sebanyak akan merasa terhutang budi pada mereka. Bila orang berbudi, kita haruslah berbahasa. 

Tapi mudah ke nak balas jasa mak bapak? Jujurnya dari sisi aku sendiri, nak mula berbakti dan membalas budi kepada mak bapak tak mudah – sukar bagi aku. I still remember the feeling of wanting to run away from home – sebab taknak terkongkong dengan mak bapak dan sebab tak nak bantu mak bapak. Well unfortunately for me, being the ungrateful daughter, memang aku keluar dari rumah dan menyewa di luar sebab kononnya nak berdikari but I know better; I don’t want my parents to be a burden to me.  Aku tulis begini kasar, untuk peringatan pada diri sendiri, kenapa aku buat apa yang aku dah buat dan supaya aku tak ulangi silap yang sama.

Bila semakin lama semakin tua (insyaAllah tua dengan berhikmah lol), rasanya otak dah matang dan kebetulan terlalu banyak perkara yang menimpa keluarga aku. 

Pada satu-satu saat, aku akhirnya buat keputusan untuk kembali ke pangkal jalan, balik ke rumah mak bapak dan bantu mak bapak sehabis mungkin. Aku putuskan yang dah tiba masanya untuk aku berkorban kesenangan yang aku ada, demi untuk menyenangkan mak bapak. Ye lah, bila duduk sendiri, bila-bila masa je boleh pegi tengok movie, betul tak? atau waktu weekend rasa nak tidur seharian, takde yang halang.


Ajaibnya, pengorbanan yang kali ini tak terasa susahnya seperti dulu-dulu. Kalau dulu, bila kena tolong mak bapak, rasanya setiap masa aku akan memberontak dan melawan di dalam diam. Tapi sekarang, aku offer diri untuk membantu. Tak senang duduk kalau tak membantu. Ya, mungkin ada kaitan dengan kematangan. 

Tapi aku rasa mungkin juga sebab:-

1) Point membantu ibu bapa tu atas dasar mahu mengorbankan kesenangan diri sendiri. Bukannya atas dasar mahu membalas jasa mak bapak.

Logiknya macam ni, bila kita berhutang, dalam diri kita ada satu rasa keterpaksaan untuk membayar hutang tersebut. Lagi-lagi hutang yang tak nampak, contohnya hutang budi, ataupun hutang puasa, solat, zakat yang semua hutang tersebut perlu dibayar pada Allah. Dalam diri kita memang ada sedikit rasa keterpaksaan untuk melunaskan hutang tersebut, dan kebanyakan dari kita susah untuk melunaskan hutang sebab ianya tidak nyata dan tidak pula nampak jelas dek mata-mata manusia.

Jadi bila kita rasa kita perlu berbakti pada mak bapak kita kerana kita telah “terhutang budi” dengan mereka, ianya secara tidak langsung akan mewujudkan rasa terpaksa dalam diri kita untuk membayar budi tersebut. “Terpaksa tolong mak sebab dulu mak dah susah-susah besarkan kita,” how that gives a bad impact on our actions.

2) It comes to point no. 2; melepaskan kesenangan kita bagi menyenangkan orang lain. Maksudnya membuang rasa selfish dalam diri demi memudahkan kerja orang. Bila kita buang selfish kita, ianya membantu kita untuk bantu orang lain dengan rasa ikhlas dan tanpa mengharapkan apa-apa balasan balik.

Contohnya bila aku tolong mak bapak, orang sekeliling yang nampak kebanyakannya mendoakan “insyaAllah, Allah akan balas dan beri yang baik pada awak (cepat kawin maksudnya)”. Tapi aku sikit pun tak mengharapkan Allah akan balas, walaupun aku tau ada sedikit pahala yang insyaAllah Allah akan ganjarkan.

Dan rasa ikhlas ni akhirnya membuahkan rasa bertanggungjawab. Aku meletakkan “bagi mak bapak dan keluarga senang” sebagai tanggungjawab aku, bukan tanggungjawab adik-beradik yang lain.

3) Point terakhir, buat baik pada mak bapak kerana berbuat baik pada sesama manusia itu amalan mulia yang dituntut oleh Allah. Buat baik sebab buat orang lain gembira tu satu kegembiraan duniawi. Buat baik sebab memudahkan kerja orang itu tanda Allah sayangkan kita, Allah hantarkan bantuan untuk orang lain melalui kita.

Jadi, penutupnya.. wujud ke pengorbanan oleh anak-anak? Pada aku, ya, wujud. Dan ianya perlu. Biarlah orang lain nak kata yang negatif, hakikatnya kita sendiri yang tau bahawa kita rasa gembira dengan perbuatan kita. Biarlah Allah je yang balas perbuatan kita, sekiranya Allah mahu balas, yang penting kita dah buat yang sehabis baik demi mak bapak kita. Bukan ke Allah ada sebut, yang redha mak bapak itu penting selepas daripada redha Allah? Jadi, berbuat baiklah pada mak bapak kita. berkorbanlah demi mereka gembira dan senang, supaya akhirnya mereka dan Allah turut redha ke atas kita.

Kan syurga tu idaman kita? Orang-orang yang Allah redha saja yang diterimamasuk. Mudah-mudahan setiap pengorbanan kita untuk mak bapak adalah diredhai dan akhirnya kita dimasukkan ke syurga Firdausi. Allahumma amin...

Featured post

Thailand : Misi Mengejar Matahari (Satu)

Assalamualaikum & salam sejahtera. Alhamdulillah penutup 2016 dapat jugak layan trip bunga matahari! Kalau ikutkan dah lama plan ke si...